Selasa, 29 April 2025

Dedi Mulyadi Dorong KPM PKH Menjadi Produktif: “Jangan Tumbuh Jadi Kelas Pemalas”

Dalam sebuah pernyataan yang viral melalui kanal YouTube pribadinya, Kang Dedi Mulyadi Channel, Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi menyuarakan gagasannya tentang perubahan pola pikir para penerima bantuan sosial, khususnya Keluarga Penerima Manfaat (KPM) Program Keluarga Harapan (PKH). Ia menekankan pentingnya produktivitas sebagai kunci kemandirian.

"Kalau hari ini nanam cabe diperbincangkan, saya ingin pendamping PKH nanti, orang-orang penerima PKH, kasih bibit, suruh nanam cabe, suruh nanem jagung, suruh jadi orang yang produktif," tegas Dedi.

Pernyataan tersebut mencerminkan kegelisahan Dedi terhadap munculnya mentalitas pasif di kalangan penerima bantuan, yang cenderung hanya mengandalkan bantuan pemerintah tanpa upaya untuk mandiri secara ekonomi.

"Dapat bantuan, jangan tumbuh kelas baru, yang menjadi pemalas hanya mengandalkan bantuan," pungkasnya.

Bantuan Harus Jadi Awal, Bukan Tujuan Akhir

Dedi Mulyadi mengingatkan bahwa program seperti PKH sejatinya adalah “jembatan” untuk sementara waktu—bukan gaya hidup permanen. Menurutnya, para KPM harus diberdayakan agar bisa menghasilkan sesuatu, salah satunya lewat kegiatan pertanian sederhana di pekarangan rumah.

Cabai dan jagung dipilih bukan tanpa alasan. Kedua komoditas ini mudah dibudidayakan, memiliki permintaan pasar yang stabil, dan bisa menjadi sumber penghasilan tambahan yang menjanjikan.

Peran Pendamping PKH Ditantang Lebih Aktif

Dedi juga menyoroti peran pendamping PKH yang diharapkan tidak hanya menjadi pengawas administrasi, tetapi menjadi motivator dan fasilitator perubahan. Ia mendorong agar pendamping memberikan bibit, pendampingan teknis, serta memantau progres para KPM dalam menanam dan memanen hasilnya.

Langkah Berani Menuju Perubahan Sosial

Pernyataan ini menjadi seruan kuat bagi transformasi program bantuan sosial di Indonesia. Tidak hanya membagikan uang, tetapi mendorong semangat kerja, kreativitas, dan tanggung jawab sosial. Jika diimplementasikan dengan baik, ide ini bisa mengubah wajah bantuan sosial dari yang bersifat konsumtif menjadi produktif.

Tidak ada komentar:

Bansos Tepat Sasaran Dimulai dari Data: Begini Proses Usulan dan Pembaruan DTSEN

Penyaluran bantuan sosial (bansos) kerap menjadi sorotan publik. Bukan karena jumlahnya, melainkan soal tepat atau tidaknya sasaran penerima...