Selasa, 09 September 2025

Penyebab Pemeringkatan Kesejahteraan Keluarga (Desil) tinggi 6-10

Assalamu'alaikum Wr. Wb.

Selamat pagi menjelang siang, semoga segala aktivitas kita dihari ini lebih baik dari hari kemarin ya?! 
Sambil ngopi, sambil kita bahas obrolan santai seputar pertanyaan "Kenapa status Desil saya tinggi? "

Saya coba jawab pertanyaan ini agar tidak menjadi bahan perbincangan ditengah-tengah Ibu-ibu lagi beli sayur atau lagi petanan nyari kutu rambut 🤗😅

Oke, saya jelaskan ya.
Pemeringkatan Kesejahteraan Keluarga (Desil) adalah pembagian tingkat kesejahteraan masyarakat ke dalam 10 kelompok.

Desil 1 = keluarga paling miskin.

Desil 10 = keluarga paling sejahtera/kaya.

Kalau sebuah keluarga masuk ke Desil 6–10, berarti dianggap tidak miskin dan lebih sejahtera dibanding mayoritas penerima bantuan sosial.

Penyebab keluarga masuk Desil tinggi (6–10):

1. Pendapatan rumah tangga relatif tinggi

Anggota keluarga punya pekerjaan tetap, usaha lancar, atau penghasilan bulanan di atas garis kemiskinan.

2. Kepemilikan aset dan harta benda

Punya rumah layak atau permanen, kendaraan bermotor (mobil/motor), lahan, atau tabungan.

Kondisi rumah lebih baik (lantai keramik, dinding tembok, atap permanen).

3. Konsumsi dan belanja keluarga

Pengeluaran rumah tangga per kapita relatif besar dibanding rata-rata masyarakat di sekitar.

4. Akses layanan dasar lebih baik

Memiliki akses mudah terhadap listrik, air bersih, fasilitas kesehatan, dan pendidikan.

5. Tingkat pendidikan dan pekerjaan anggota keluarga

Kepala keluarga atau anggota keluarga berpendidikan lebih tinggi (SMA, kuliah) dengan pekerjaan formal (pegawai, PNS, karyawan tetap).

6. Data kependudukan dan verifikasi lapangan

Hasil sensus atau survei kesejahteraan (DTKS, registrasi sosial ekonomi, dsb.) menunjukkan kondisi keluarga lebih sejahtera.

Misalnya ada data BPJS Kesehatan segmen Pekerja Penerima Upah, kepemilikan NPWP, atau riwayat pinjaman bank.

👉 Intinya, Desil 6–10 = dianggap mampu/sejahtera, sehingga tidak masuk kriteria penerima bansos seperti PKH atau BPNT.

Biar lebih jelas, saya kasih contoh ya! 

🏠 Contoh Keluarga Desil 3 (Miskin/Rentan)

Kepala Keluarga: Pak Udin, buruh serabutan (pendapatan ± Rp1 juta/bulan).

Istri: Ibu Tini, ibu rumah tangga.

Anak: 3 orang, masih sekolah (SD dan SMP).

Rumah: Semi permanen, lantai semen, dinding sebagian bambu.

Aset: Hanya punya 1 motor tua.

Konsumsi: Lebih banyak untuk kebutuhan pokok (beras, lauk sederhana).

Layanan dasar: Air sumur gali, listrik sambungan tetangga.

Bansos: Masuk penerima PKH + BPNT, karena masuk kategori miskin.

🏠 Contoh Keluarga Desil 7 (Sejahtera/Atas)

Kepala Keluarga: Pak Budi, pegawai swasta dengan gaji Rp6 juta/bulan.

Istri: Bu Rina, guru honorer.

Anak: 2 orang, 1 kuliah, 1 SMA.

Rumah: Permanen, dinding tembok, lantai keramik, atap genteng.

Aset: Punya 1 mobil, 2 motor, tabungan ± Rp20 juta.

Konsumsi: Bisa untuk kebutuhan pokok + sekunder (internet, rekreasi, kredit kendaraan).

Layanan dasar: Air PDAM, listrik 2200 VA, internet rumah.

Bansos: Tidak masuk PKH/BPNT, karena dianggap mampu (Desil tinggi).

👉 Jadi perbedaan utamanya ada di pendapatan, aset, kondisi rumah, konsumsi, dan akses layanan.
Desil 3 masih hidup sederhana dan rentan miskin, sedangkan Desil 7 sudah dianggap mapan.

Sampai disini yang bisa saya jelaskan, jika masih kurang jelas kita bisa ngobrol santai sambil ngopi ☕

Akhir kata, mohon maaf jika ada salah kata. 

Wassalamu'alaikum Wr. Wb.

Tidak ada komentar:

Bansos Tepat Sasaran Dimulai dari Data: Begini Proses Usulan dan Pembaruan DTSEN

Penyaluran bantuan sosial (bansos) kerap menjadi sorotan publik. Bukan karena jumlahnya, melainkan soal tepat atau tidaknya sasaran penerima...